Selasa, 11 Mei 2010

Tari Samrah

Berbeda dari tari blenggo yang mengutamakan gerakan-gerakan pencak silat, Samrah dilakukan berpasangan atau perorangan. Ia juga berbeda dari tari Betawi lainnya karena si penari melakukan gerakan jongkok yang disebit “salawi”, yaitu gerakan jongkok hampir seperti duduk bersila, yang hanya bisa dihasilkan dengan latihan yang tekun. Kesamaannya dengan gerakan tari Betawi lainnya adalah pada posisi tubuh agak membungkuk. Samrah juga tari pergaulan sebagaimana yang lainnya. Biasanya para penari samrah turun berpasang-pasangan dan berjoget diringi lagu seorang biduan, lagunya berupa pantun yang pada umumnya tentang cinta keagamaan dan cinta perempuan.

Dari iramanya, tari samrah terbagi dua. Pertama, yang berirama lembut, seperti tari Sawo Mateng, Musalma, dan Mamira. Kedua, berirama cepat, seperti tari bayang-bayang, Jali-jali, dan Cendrawasih. Adapun tokoh-tokoh yang berjasa mempertahankan tari samrah adalah Harun Rasyid, Jajang S, Ali Sabeni, bahkan Firman Muntaco selaku penulis cerita pendek dan budayawan Betawi.

sumber: disparbuddki.info

Tidak ada komentar:

Posting Komentar